KabarMakassar.com — Temu Pendidik Nusantara XII (TPN XII) kembali digelar, kali ini TPN XII dilaksanakan di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap).
Pendiri Guru Belajar Foundation, Najelaa Shihab hadir langsung dalam acara yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 guru belajar dengan menjadi pembicara talkshow.
Pada kesempatan itu, dia menekankan pentingnya guru sebagai penumbuh serta urgensi kolaborasi untuk pendidikan.
Lokasi penyelenggaraan yang berada di alam terbuka, tepatnya di Hutan Kota Monumen Ganggawa, menurutnya memberi keuntungan tersendiri bagi peserta.
“TPN sudah 12 tahun, belum pernah saya datang TPN dalam situasi seperti ini, betul-betul mengingatkan kita betapa pentingnya peran penumbuh,” kata Najelaa, berdasarkan keterangan yang diterima Selasa (15/07).
“Mudah-mudahan ini juga mengingatkan kita bahwa apa yang sedang kita coba lestarikan itu jauh lebih panjang usianya daripada usia kita sebagai guru, insyaAllah jauh lebih panjang manfaatnya dibanding umur kita sebagai manusia,” paparnya.
Najeela menuturkan bahwa menjadi seorang guru adalah keberuntungan. Pasalnya, guru mendapat tanggung jawab yang merupakan kehormatan luar biasa.
Untuk menjadi seorang penumbuh, guru harus percaya bahwa murid punya bibit belajar dalam diri mereka. Murid datang ke ruang kelas dengan ambisi dan cita-citanya.
“Mereka datang ke ruang kelas membawa sesuatu, bukan cuma menunggu dicekoki sesuatu,” tegasnya.
Ia mengajak peserta untuk merefleksikan ajakan Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, untuk memiliki standar yang tinggi dalam menjalankan profesi guru.
Dengan demikian, murid pun dapat tumbuh dan memberi dampak melampaui ruang kelas dan batas kabupaten.
Di akhir paparan, Najelaa menyampaikan harapan agar guru aktif membangun kolaborasi. Sebaliknya, juga mendorong agar seluruh stakeholder terbuka untuk kerjasama menguatkan pendidikan.
“Murid-murid kita hidup dalam konteksnya, maka di TPN ini kita bicara Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim itu tidak ditentukan oleh satu dua orang, sama seperti udara, sama seperti cuaca, yang menentukan bukan satu dua orang, bukan satu dua faktor, melainkan ditentukan oleh kolaborasi semua dari kita,” terangnya.
Menurutnya, banyak isu di ruang kelas, yang sebenarnya bukan masalah anak, bukan salah guru, melainkan terjadi karena iklim yang sudah puluhan tahun di sistem pendidikan kita.
“Maka harapan saya, tugas utama sebagai guru, sebagai penumbuh, adalah juga menumbuhkan jaringan, menumbuhkan kolaborasi, menguatkan kerjasama dengan siapapun. Dengan organisasi-organisasi profesi, dengan orang tua, dengan pedagang UMKM, dengan penggerak lingkungan hidup,” tukas Najelaa.
“Titip harapan juga agar organisasi perangkat daerah (OPD), tidak hanya disdik, tidak hanya kanwil agama, tapi semua bagian dari pemerintahan melihat bahwa pendidikan itu hulu dan hilirnya banyak masalah,” pungkasnya.
Diketahui, Temu Pendidik Nusantara XII di di Sidrap berlangsung pada Sabtu, 12 Juli lalu, nantinya TPN XXI di daerah masih akan berlangsung hingga 20 Juli. Sementara puncaknya akan diselenggarakan pada 11 sampai dengan 12 Oktober di Jakarta.
Temu Pendidik Nusantara merupakan forum tahunan yang menjadi kulminasi petualangan guru belajar sepanjang tahun melalui beragam aktivitas belajar, berkarya, dan berkarier.
Bagi masyarakat yang hendak mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Temu Pendidik Nusantara dapat mengunjungi website tpn.gurubelajar.org.